Editorial 10 (Volume 5, Nomor 2, April 2011)
Reading Time: < 1 minute
Jurnal Komunikasi Volume 5 nomor 2, April 2011 ini dibuka dengan pembacaan Ahmad Alwajih terhadap kitab Adab Addunya Waddin karya cendekiawan Muslim, Al-Mawardi. Dengan kacamata hermeneutika, Alwajih menemukan kesesuaian pemahaman mengenai etika yang dijabarkan dalam kitab ini dengan etika komunikasi universal.
Dalam kitab yang ditulisnya, Al-Mawardi telah menguraikan etika kehidupan dunia dan beragama secara sistematis. Pertama, penggunaan akal dalam berkomunikasi. Ini diletakkan sebagai pondasi kehidupan manusia. Kedua, diletakkan dalam proses belajar manusia, maka komunikasi haruslah efektif dalam ruang lingkup pendidikan. Ketiga, proses pendidikan melalui bahasa tertulis dengan menekankan pada kemudahan pembaca dalam membaca tulisan –sebuah konsep yang sangat sesuai bila diterapkan di bidang jurnalistik. Keempat, mengupayakan diri untuk menahan hati dari godaan dunia. Dalam pembacaan melalui kacamata ilmu komunikasi, pesan-pesan Al-Mawardi akan terbaca menjadi menahan diri dari –dalam bahasa Jean Baudrillard– “godaan” media. Kelima, ide besar Al-Mawardi untuk memproyeksikan kembali sosialisme religius seperti kesuksesan Nabi Muhammad beberapa abad silam. Keenam, koherensi antara musyawarah dan etika diskursus Habermasian. Berkomunikasi dalam bentuk yang paling elementer adalah berbicara. Namun, pembicaraan seringkali menjadi pisau bermata dua yang bisa melukai si pembicara sendiri. Oleh karenanya, pembicaraan terbaik tempatnya pada musyawarah.