Reading Time: < 1 minute

Berikut ini adalah Daftar Dosen Pembimbing Skripsi TA Genap 2019/2020 (Seminar Proposal Ibu Sumekar Tanjung Ta Ganjil 2019/2020). Anda bisa UNDUH pada tautan berikut.

communication department UII Commnunication for empowerment
Reading Time: 4 minutes

Merupakan suatu ungkapan yang tidak asing lagi di dalam kehidupan sehari-hari, khususnya untuk anak usia yang selalu berusaha untuk menciptakan segala sesuatu sesuai dengan imajinasinya. Kreativitas anak di TK ataupun SD dalam berbagai bentuk, baik dalam bentuk gambar yang dia sukai, bercerita, bermain peran ataupun berbagai gerakan yang berkaitan dengan aktivitas motoriknya.

Alasan mengapa kreativitas penting untuk dimunculkan, dipupuk dan dikembangkan dalam diri anak. Pertama, rasi anak dapat mewujudkan dirinya. Perwujudan diri merupakan salah satu kebutuhan manusia. Kedua, dengan berpikir kreatif memungkinkan anak untuk menyelesaikan suatu masalah. Serta anak dapat mengekspresikan pa ada batasan. Serta dapat melahirkan suatu gagasan baru. Ketiga, dengan menyibukkan diri secara kreatif akan kepuasan kepada anak. Hal ini karena tingkat kepuasan anak mempengaruhi perkembangan sosial emosional.

Dengan kreativitas memungkinkan manusia untuk meningkatkan kualitas dirinya. Kreativitas anak terdapat pada seluruh bidang kemampuan dasar, yaitu meliputi bidang pengembangan kognitif, dan fisik motor. Dan yang tidak kalah penting adalah pengembangan kreativitas anak dalam bidang kemampuan dasar seni. Meningkatkan kreativitas anak-anak melalui karya seni dapat dilakukan kegiatan salah satunya seperti, menggambar atas kanvas.

Menggambar memiliki tujuan yaitu, supaya anak-anak dapat mengekspresikan diri mereka, dan apa
ikirkan kedalam suatu gambar. Sedangkan melukis memiliki tujuan yaitu, mengembangkan ekspresi melalui pengembangkan imajinasi, fantasi dan kreasi, melatih otot tangan atau jari, koordinasi otot dan mata, memupuk, melatih pengamatan, memupuk potensi menggambar, dan melatih keterampilan dalam mengkombinasikan kegiatan ini anak-anak dapat bereksplorasi terhadap warna, serta dapat membuat suatu karya abstrak dari yang ditorehkan dalam kanvas tersebut.

November tahun 2019, Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Islam Indonesia, melakukan suatu kegiatan dari Manajemen Program Non Komersil untuk membuat suatu program kegiatan. Salah satu kegiatannya yaitu, ng beranggotakan lima orang yaitu Raja Rizky Romadhon, Agusti Pramedia Putri, Sulthan Angger Pratama, Hadi, Tito Fadli Honasan membuat suatu program kegiatan yaitu meningkatkan kreativitas anak-anak TPA seni yang dilaksanakan di Desa Blekik, Sardonoharjo, Sleman,Yogyakarta. Adapun rangkaian kegiatan tersebut
1. Mengajarkan anak-anak TPA Desa Blekik dalam BTQ (Baca Tulis Al-Qur’an) dan Iqra’.
2. Memberikan sosialisasi mengenai peningkatan kreativitas anak-anak melalui karya seni
menurut pandangan islam.
3. Membuat gambar diatas kanvas dan melukis hasil gambar tersebut.
4. Memberikan apresiasi berupa hadiah kepada anak-anak terhadap hasil karya lukis pets
yang telah dibuat oleh anak-anak tersebut.

Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin, 4 November 2019 pada pukul 16.00 – 17.30
dilaksanakan suatu kegiatan yaitu sambutan dari ketua kegiatan yaitu Sulthan Angger Pratama,
selanjutnya memperkenalkan masing-masing diri oleh anggota kelompok, setelah itu
memperkenalkan dan menjelaskan program kegiatan apa saja yang bakal dilaksanakan di TPA
Desa Blekik, kemudian yang terakhir yaitu mengajarkan anak-anak TPA Desa Blekik dalam
BTQ dan Iqra’. Kegiatan tersebut dilaksanakan di ruangan TPA Masjid Al Huda. Adapun
kendala dalam kegiatan tersebut yaitu jumlah peserta (anak-anak) tidak sesuai dengan yang
diharapkan.

Kemudian, pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Sabtu, 9 November 2019 pada pukul 16.30
-17.45. Kegiatan yang dilaksanakan adalah memberikan sosialisasi kepada anak-anak TPA
mengenai peningkatan kreativitas anak-anak TPA melalui karya seni menurut pandangan islam.
Sosialisasi tersebut disampaikan oleh Pak Willi Ashadi yang merupakan Dosen Hubungan
Internasional di Universitas Islam Indonesia. Kegiatan sosialisasi tersebut dilaksanakan di selasar
atau teras Masjid Al Huda.

Adapun kendala yang dihadapi dalam kegiatan tersebut yaitu adanya miss komunikasi antara karang taruna dengan ustazah yang menyebabkan molornya kegiatan. Tetapi, akhirnya bisa diatasi dengan baik dan kegiatan tersebut berjalan dengan lancar dan anak-anak sangat antusias dalam mendengarkan sosialisasi tersebut.

Selanjutnya, pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Sabtu, 16 November 2019 pada pukul 16.00 – 17.30. Kegiatan yang dilakukan adalah membuat atau menggambar pola atau gambar di
atas kanvas, setelah selesai membuat pola atau gambar tersebut, dilanjutkan dengan melukis hasil
gambaran tersebut yang dibantu dan dibimbing oleh Rusfian Soleh yang merupakan anggota
Komunitas Seni Rupa UNY.

Pada saat membuat atau menggambar pola di atas kanvas,anak-anak sangat antusias dan serius dalam menggambar. Setelah mereka selesai menggambar pola yang mereka inginkan, kemudian dilanjutkan dengan melukis hasil gambaran mereka tersebut. Pada saat melukis, anak-anak antusias, senang, dan bahkan bermain-main dengan cat tersebut yang membuat kotor baju mereka, dan bahkan lantai Masjid Al Huda. Kegiatan tersebut dilaksanakan di selasar atau teras Masjid Al Huda. Berbeda dengan pertemuan-pertemuan sebelumnya, pada pertemuan ini tidak adanya kendala yang dihadapi selama kegiatan
berlangsung, karena anak-anak sangat antusias dan senang selama kegiatan.

Kemudian di hari terakhir pada pertemuan keempat, dilaksanakan pada hari Senin, 18 November
2019 pada pukul 16.00 – 17.30. Pada hari terakhir ini, kegiatan yang dilakukan yaitu memberikan
penghargaan atau apresiasi berupa hadiah seperti perlengkapan alat tulis untuk juara 1, 2, dan 3
dan makanan (snack) kepada anak-anak TPA yang memiliki hasil karya lukisan pets yang
terbaik.

Hadiah tersebut diserahkan oleh Sulthan Angger Pratama selaku ketua pelaksana
kegiatan. Setelah itu, kita melakukan sesi foto bersama anak-anak TPA di Desa Blekik. Kegiatan
penyerahan hadiah dan melakukan sesi foto untuk salam perpisahan tersebut dilaksanakan di
depan Masjid Al Huda tepatnya di halaman. Tidak ada kendala yang dialami selama kegiatan
berlangsung.

Setelah selesai melaksanakan semua kegiatan, kami berpamitan kepada anak-anak TPA di Desa
Blekik. Pada saat berpamitan serta melakukan perpisahan anak-anak TPA tidak memperbolehkan
kegiatan tersebut selesai. Suasana pada sore tersebut pun berubah menjadi haru dan sedih.
Setelah itu, anak-anak pun pulang kerumah mereka masing-masing begitu juga dengan anggota
kelompok.

Tujuan dari mengadakan dan melaksanakan kegiatan ini adalah
1. Memberikan pengalaman bagi anak-anak dan karang taruna Desa Blekik tentang cara
baru atau konsep dalam kegiatan baik itu sosialisasi, membuat berbagai macam kerajinan,
menumbuhkan sikap anak-anak Desa Blekik yang peduli terhadap lingkungan, peduli
terhadap ilmu agama seperti baca tulis Qur’an dan Iqra’ serta memberi apresiasi. Hal ini
memberikan dampak nyata bagi anak-anak dan karang taruna karena tidak semua
kerajinan hanya bisa dibeli dengan begitu saja, tetapi juga bisa membuat sendiri kerajinan
yang diinginkan.

2. Memberikan pengetahuan seperti, menyampaikan informasi yang dapat meningkatkan
rasa ingin tahu anak-anak sekitar mengenai pembuatan berbagai macam kerajinan untuk
meningkatkan kreativitas melalui kerajinan atau karya seni lebih dalam. Karena dengan
mengenal bagaimana membuat kerajinan, diharapkan dapat meningkatkan minat
kreativitas mereka terhadap suatu karya seni.

3. Memberikan keterampilan seperti, menanamkan keahlian baru berupa softskill maupun
hardskill yang akan berguna dalam meningkatkan perekonomian masyarakat Desa
Blekik, Sardonoharjo. Keterampilan tersebut dapat dikembangkan untuk memaksimalkan
potensi

——————–

Mulai Januari hingga Maret 2020, kami akan mengunggah tulisan seri
tentang manajemen komunikasi non komersil di bawah supervisi Puji Hariyanti, S.I.Kom, M.I.Kom.
Puji Hariyanti adalah dosen spesialis kajian klaster Komunikasi Pemberdayaan. Ia telah berkali-kali
mendapatkan hibah-hibah dan riset soal pemberdayaan. Berikut ini adalah tulisan-tulisan mahasiswa
Prodi Ilmu Komunikasi UII tahun angkatan 2017 ketika mengambil mata kuliah Manajemen Komunikasi Non Komersil. Tulisan diterbitkan dengan melewati proses bimbingan Puji Hariyanti dan tahap penyuntingan oleh A. Pambudi W.

communication department UII Commnunication for empowerment
Reading Time: 4 minutes

Pelatihan Bahasa Inggris dan Digital Marketing Dusun Gamplong I Oleh Wafi ‘Ahdi Rahman, Putra Muhammad Dafa, Raden Dina Pancawati, Jamilatul Makrifah, Muhammad Nugraha S.

Pada awalnya, kerajinan tenun di Yogyakarta, terutama di Sleman, dimulai pada tahun 1950-an. Hasil produksinya baru berupa tenun gendong di daerah Sumberrahayu, Moyudan, Sleman. Kemudian hal tersebut memancing perkembangan tenun lurik dengan alat tenun bukan mesin (ATBM) termasuk di Desa Gamplong yang kini telah menjadi desa wisata.

Desa Wisata Gamplong terdiri dari 5 dusun yang memiliki beragam potensi yang dapat dikembangkan. Dusun Gamplong I sebagai bagian dari Desa Wisata Gamplong dikenal memiliki beragam potensi yang dimiliki salah satunya yaitu kerajinan tenun tersebut.

Namun bahan baku kerajinan tenun bukanlah dihasilkan sendiri. Penduduk Gamplong mendapatkan bahan seperti lidi dari Cilacap, Ciamis, hingga Pangandaran Jawa Barat. Sedangkan untuk eceng gondok didapat dari Semarang. Eceng gondok yang sudah kering hasil dijemur di Pantai Selatan. Akar wangi didapatkan dari Tasikmalaya.

Dengan adanya potensi yang dimiliki oleh Dusun Gamplong I salah satunya dari kerajinan tenun ini, nyatanya masih terdapat permasalahan. Masalah ini membuat Dusun Gamplong I belum terlalu dikenal dalam cakupan yang lebih luas terutama wisatawan-wisatawan asing. Terlebih akhir-akhir ini muncul destinasi wisata baru yang ada di Desa Wisata Gamplong yaitu Studio Alam Gamplong. Studio alam tersebut memiliki daya tarik karena dinilai lebih kekinian dan populer. Akibatnya membuat potensi wisata lainnya cenderung menurun khususnya wisata kerajinan tenun.

Dusun Gamplong I telah memiliki pemandu wisata sebagai pemandu bagi wisatawan lokal dan mancanegara. Namun pada praktiknya, pemandu wisata dinilai masih kurang mampu dalam berkomunikasi dengan wisatawan asing. Padahal komunikasi menjadi hal utama untuk memperkenalkan kerajinan tenun.

Permasalahan lain yang muncul yaitu pemasaran kerajinan tenun yang belum maksimal. Biasanya hasil produksi tenun diekspor ke luar negeri masih melalui pihak ketiga. Adapun faktor lain yang menjadikan pemasaran terhadap potensi wisata menjadi kurang maksimal, yaitu generasi muda di dusun tersebut kurang berminat berpartisipasi mengelola potensi yang ada.

Sebabnya beragam. Pemuda di sana memiliki aktifitas masing-masing. Ada yang masih duduk dibangku sekolah, perkuliahan, dan bekerja. Kesibukan-kesibukan ini yang membuat adanya keterbatasan waktu sehingga mereka kurang berkontribusi dalam mengelola potensi desanya.

Dengan melihat permasalahan yang ada, serta potensi yang dimiliki Dusun Gamplong I, sangat memungkinkan untuk dilakukan sebuah kegiatan yang akan membantu dalam mengembangkan Dusun tersebut. Setelah mengikuti kegiatan ini, harapannya dapat dikenal dalam cakupan yang lebih luas dan juga dapat menarik para wisatawan terutama wisatawan asing. Melalui mata kuliah Manajemen Program Komunikasi Non Komersil, Kami mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Islam Indonesia melakukan beberapa program dalam membantu pengembangan Dusun Gamplong I.

Programnya adalah pelatihan Bahasa Inggris kepada pemandu wisata dan Pelatihan digital Marketing kepada para pemuda Dusun Gamplong I. Sebelum kegiatan-kegiatan pelatihan dilaksanakan, perlu diadakan talkshow selama satu kali pertemuan untuk membangun motivasi kepada para pemuda. Fungsinya agar dapat membantu dalam melakukan pemasaran potensi yang ada di dusun tersebut. Talkshow juga tersebut sebagai pembuka program yang akan dilaksanakan berikutnya.

Pada hari yang telah ditentukan yaitu Minggu, 10 November 2019 kami telah melaksanakan acara Talkshow yang dihadiri oleh para pemuda serta warga sekitar. Zaki Kriyan kami undang sebagai pengisi dalam acara Talkshow yang bertemakan “Generasi Muda yang Berinovasi”. Tujuannya agar dapat membangkitkan semangat dan kesadaran untuk berkontribusi dalam mengembangkan potensi yang ada pada Dusun Gamplong I.

Pada pertemuan selanjutnya yang dilaksanakan di hari Sabtu 16 November 2019 Kami telah melaksanakan Program Pelatihan Bahasa Inggris. Pesertanya terdiri dari pemandu wisata yang berjumlah 10 orang. Pada pelatihan tersebut kami menggandeng Cilacs UII sebagai mitra untuk memberikan materi. Pelatihan tersebut dilaksanakan dengan dua sesi yang bertempat di Pendopo Dusun Gamplong I. Sesi pertama dilaksanakan pada pukul 13:00 – 15:00 WIB, dengan materi “Introduction To English For Tourism and Hospitality.

Sesi kedua dilaksanakan pada pukul 15:30 – 17:00 WIB berupa praktik. Praktik ini  memperkenalkan bagaimana cara pengolahan atau pembuatan kerajinan tenun dengan menggunakan Bahasa Inggris. Tim Cilacs UII membagi peserta ke dalam dua kelompok. Satu kelompok terdiri dari 5 orang yang kemudian mempresentasikan hasil diskusi peserta. Tim Cilacs UII memberikan merchandise kepada peserta yang berhasil menjawab pertanyaan yang telah diberikan di setiap sesi. Selain merchandise, para peserta juga diberi sertifikat dari Cilacs UII.

Program selanjutnya, yaitu program pelatihan digital marketing dengan dua kali pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada Minggu 17 November 2019. Acara ini dihadiri Peserta kurang lebih 15-20 pemuda Dusun Gamplong I. Pada pelatihan tersebut kami bekerja sama dengan Ahmad Faiz yang merupakan Business Development dari Jurnal.id sebagai pembicara dalam pelatihan digital marketing.

Pada sesi ini, peserta dikenalkan dengan digital marketing dasar yang kemudian diakhiri dengan pemberian tugas. Tugasnya, peserta belajar mendaftar ke salah satu marketplace serta foto produk hasil kerajinan tenun.

Pada pertemuan kedua, pelatihan digital marketing dilaksanakan di hari Sabtu, 23 November 2019. Para peserta yang hadir terdiri dari sekitar 15 pemuda Dusun Gamplong I. Namun karena terdapat peserta yang baru hadir di pertemuan kedua tersebut, sehingga pembicara harus memaparkan kembali materi yang sudah dijelaskan pada pertemuan pertama, dan menambahkan bagaimana cara mengelola marketplace (bukalapak) yang baik.

Pertemuan kedua pelatihan digital marketing tersebut sekaligus menjadi hari penutupan dari program pengembangan Dusun Gamplong I yang telah kami laksanakan. Acara ditutup dengan memberikan sertifikat kepada Ahmad Faiz sebagai pembicara dan sebuah plakat sebagai tanda ucapan terima kasih dan kenang-kenangan kepada Dusun Gamplong I.

Beberapa program diatas merupakan program yang telah kami laksanakan. harapan kami kepada Dusun Gamplong I dapat terus mengembangkan potensi yang dimiliki sehingga dapat lebih dikenal dalam jangkauan yang lebih luas terutama kepada wisatawan asing.


Mulai Januari hingga Maret 2020, kami akan mengunggah tulisan seri
tentang manajemen komunikasi non komersil di bawah supervisi Puji Hariyanti, S.I.Kom, M.I.Kom.
Puji Hariyanti adalah dosen spesialis kajian klaster Komunikasi Pemberdayaan. Ia telah berkali-kali
mendapatkan hibah-hibah dan riset soal pemberdayaan. Berikut ini adalah tulisan-tulisan mahasiswa
Prodi Ilmu Komunikasi UII tahun angkatan 2017 ketika mengambil mata kuliah Manajemen Komunikasi Non Komersil. Tulisan diterbitkan dengan melewati proses bimbingan Puji Hariyanti dan tahap penyuntingan oleh A. Pambudi W.

communication department UII Commnunication for empowerment
Reading Time: 3 minutes

Edukasi “Masa Baligh” Pada Anak Sekolah Dasar oleh Rezky Sulhana Siregar, Annisa Malahayati, Fatikha Silastuti Sujarwa, Ajeng Putri Andani

 

Masa baligh adalah salah satu fase pertumbuhan anak dalam Islam yang dikenal juga dengan masa pubertas. Pada laki-laki ditandai dengan tumbuhnya rambut di bagian tubuh tertentu, mimpi basah, tumbuh jakun, dan suara semakin berat. Sedangkan pada perempuan ditandai dengan tumbuhnya rambut di bagian tubuh tertentu, menstruasi, suara semakin nyaring, dan tumbuhnya payudara.

Selain itu, terdapat pula tanda-tanda psikologis, seperti kesadaran bertanggung jawab, emosi yang tidak stabil, mudah marah dan tersinggung. Dalam Islam, anak yang sudah baligh dikatakan sebagai “mukallaf” atau orang yang sudah diwajibkan untuk menjalankan syari’at Islam, seperti sholat lima waktu dan puasa ramadhan. Namun, dalam lingkup keluarga hal-hal seperti ini masih tabu untuk dibicarakan, akibatnya anak tidak mempunyai cukup pengetahuan dalam menghadapi masa pubertas. Bahkan keluarga juga cenderung melimpahkan tanggung jawab untuk menjelaskan hal seperti ini kepada pihak sekolah.

Fenomena di atas menjadi latar belakang adanya kegiatan Edukasi “Masa Baligh” Pada Anak Sekolah Dasar. Kegiatan ini adalah sosialisasi dan pendampingan pada anak sekolah dasar tentang pengenalan masa baligh, cara menghadapinya, serta tanggung jawab apa saja yang harus dilakukan.

Materi yang disampaikan mencakup ciri-ciri masa baligh dalam Islam, tata cara mandi besar, tata cara mencuci pembalut dengan baik dan benar, serta tanggung jawab ketika menjadi baligh. Selain itu, anak-anak juga diminta untuk membuat majalah dinding tentang materi yang telah disampaikan serta cita-cita, puisi, maupun surat untuk orang tua dan guru.

Kegiatan ini diikuti oleh siswa/siswi kelas IV SDN Krawitan, Ngemplak, Sleman yang berjumlah 22 anak. Pemilihan sasaran kegiatan berdasarkan realitas sosial dimana anak mulai pubertas pada usia 10-11 tahun. Kegiatan ini berlangsung setiap hari Jumat selama satu bulan, bertepatan dengan jadwal olahraga siswa/siswi kelas 4 sehingga tidak mengganggu mata pelajaran yang lain.

Pertemuan pertama pada 8 November 2019 selama satu jam. Dimulai dengan perkenalan diri antara kami dengan anak-anak yang berlangsung seru. Kemudian, peserta kegiatan diberi materi tentang pengertian dan ciri-ciri masa baligh. Satu kelas dibagi menjadi empat kelompok. Dua laki-laki dan dua perempuan. Masing-masing kelompok ada satu pemateri dari tim kami.

Terkadang murid bosan dengan materi yang kami sampaikan. Oleh karena itu, diselingi dengan permainan atau video. Di akhir sesi, semua berkumpul. Pemateri memberi hadiah kepada murid yang dapat menebak jawaban dengan benar berupa buku tulis, permen, dan pensil.

Pertemuan kedua pada tanggal 15 November 2019 dengan jam yang sama. Peserta kegiatan diberi materi lebih mendalam yang mencakup tanggung jawab ketika sudah baligh diantaranya sholat lima waktu, puasa Ramadhan, membantu orangtua, dan berkerudung bagi perempuan. Materi dibuat dengan presentasi powerpoint supaya menarik perhatian murid. Satu persatu, anggota kami menjadi pemateri. Dibantu oleh mitra yaitu Pondok Pesantren UII. Di akhir sesi, semua murid diberi hadiah berupa snack supaya lebih semangat untuk mengikuti pertemuan selanjutnya.

Pertemuan ketiga pada tanggal 22 November 2019. Sosialisasi untuk pertemuan pada hari tersebut sedikit berbeda dari pertemuan sebelumnya. Peserta dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu perempuan dan laki-laki. Peserta perempuan melakukan praktek mencuci pembalut. Mereka antusias memperhatikan. Ada volunteer dari peserta yang bersedia melakukan praktek. Sedangkan, peserta laki-laki diberi materi tentang mimpi basah dan tata cara mandi besar.

Pertemuan keempat pada tanggal 29 November 2019, anak-anak diminta untuk membuat majalah dinding tentang materi yang sudah disampaikan selama tiga kali pertemuan serta cita-cita mereka. Bahkan, tidak sedikit peserta yang menulis puisi dan surat untuk orang tua serta guru.

Hal menarik yang kami temukan adalah anak-anak mulai mengerti ciri-ciri ketika memasuki masa baligh, meskipun dengan bahasa yang mereka pahami. “Ibuku berdarah”, “Masku kumisan”, dan ungkapan lainnya ketika kami tanyakan. Namun kebanyakan memang belum mengerti apa yang akan mereka hadapi kelak. Sebagian mengatakan takut, sebagian mengatakan penasaran. Terutama bagi siswa laki-laki menjadi tantangan tersendiri bagi kami yang beranggotakan perempuan semua.

Kami pun meminta bantuan dari teman laki-laki untuk membantu menjelaskan hal tersebut. Meskipun sedikit ramai, siswa siswi sangat antusias dalam kegiatan ini. Terutama pada kegiatan membuat mading. Banyak yang membuat karya berupa gambar cita-cita, juga tulisan kesan pesan untuk orangtua dan guru mereka. Kami berharap, dengan kegiatan ini, pemahaman anak-anak sejak dini akan dunia baligh dan menjadi edukasi untuk dirinya, juga orang lain. Anak pun akan mengenal tanggung jawab dan mempersiapkan apapun yang akan terjadi di masa tersebut.

———–

Mulai Januari hingga Maret 2020, kami akan mengunggah tulisan seri
tentang manajemen komunikasi non komersil di bawah supervisi Puji Hariyanti, S.I.Kom, M.I.Kom.
Puji Hariyanti adalah dosen spesialis kajian klaster Komunikasi Pemberdayaan. Ia telah berkali-kali
mendapatkan hibah-hibah dan riset soal pemberdayaan. Berikut ini adalah tulisan-tulisan mahasiswa
Prodi Ilmu Komunikasi UII tahun angkatan 2017 ketika mengambil mata kuliah Manajemen Komunikasi Non Komersil. Tulisan diterbitkan dengan melewati proses bimbingan Puji Hariyanti dan tahap penyuntingan oleh A. Pambudi W.